Pertanyaan pada judul tulisan ini bisa saja dibalik menjadi: “mengapa
kita makan tidak menggunakan sumpit?”. Sumpit diibaratkan sebagai
perpanjangan jari-jari tangan. Dari sudut pandang kita, makan dengan
menggunakan sumpit sangatlah kurang ergonomis, oleh sebab itu dari kecil
kita lebih terbiasa makan
menggunakan tangan, sendok, garpu, dan pisau.
Keuntungan yang didapatkan ketika makan menggunakan sumpit adalah
bahwa setiap makanan yang akan dimakan dimasak dan disajikan dalam
potongan-potongan kecil. Mungkin di sanalah letak jawabannya, makanan
yang dimasak dalam potongan-potongan kecil akan lebih cepat matang dan
tidak menghabiskan tenaga sebanyak jika kita memasak dan menyajikan
makanan dalam ukuran yang lebih besar. Hal ini mempunyai nilai ekonomis
yang besar untuk negara seperti China dan Jepang, karena di sana tidak
memiliki cukup banyak kayu (kayu dahulu kala digunakan sebagai bahan
bakar banyak keperluan rumah tangga, termasuk memasak).
Tidak hanya itu, budaya makan menggunakan sumpit juga mempunyai latar
belakang filosofis. Filsuf China yang terkenal, Confusius (551-479 SM)
mengatakan bahwa makan dengan sumpit juga merupakan suatu pendidikan
kebudayaan, karena garpu, sendok, dan pisau bisa digunakan juga sebagai
senjata untuk berperang dan membunuh orang. Oleh sebab itu, garpu,
sendok, dan pisau tidak pantas berada di atas meja makan.
Sumber