Jejaring sosial membuat kita jadi melek teknologi dan mempermudah kita untuk bisa mengakses dan bertukar informasi serta menambah banyak teman di seluruh dunia. Tapi ada juga dampak buruk dari jejaring sosial itu sendiri, berikut ini adalah beberapa dampak buruk dari jejaring sosial :
1 Kecanduan
Rencananya mau buka Facebook lima menit, lihat halaman pertama dari News
Feed saja. Eh tapi kok ada status yang menarik, ngomen deh, ada foto-foto bagus
buka-buka deh, ada games seru main deh, ada temen ngajak chatting ngobrol deh, jadi
deh nggak cukup satu jam saja. Kalau seseorang bangun tidur yang pertama diingat
dan dilakukan adalah membuka handphone untuk sekadar mengecek notifikasi Facebook atau
mention Twitter, bisa jadi dia sudah kecanduan.
2.
Mengurangi waktu produktif
Sejalan dengan poin pertama, asyiknya situs jejaring sosial bisa membuat
seseorang betah berjam-jam di depan komputer atau berlama-lama mantengin layar handphone.
Akibatnya, waktu yang bisa digunakan untuk kegiatan lain yang lebih produktif
menjadi berkurang atau nggak jadi ngerjain sesuatu lantaran keasyikan
berselancar di socmed.
3.
Pamer
Habis beli ini, habis beli itu, habis begini, habis begitu. Ada perasaan
ingin dipuji atau dianggap hebat oleh orang lain.
4.
Melakukan sesuatu untuk
orang lain (Riya’)
Melakukan sesuatu hal di dunia nyata dengan niat, “Ah nanti biar bisa
update status atau tweet begini ah,” “Ah, nanti biar bisa pamer di facebook
atau twitter ah,”. Melakukan sesuatu karena orang lain agar dianggap lebih. Termasuk
mungkin meng-update status tertentu agar banyak mendapat jempol atau
komentar.
5.
Tak konsisten di dunia
nyata dan dunia maya
Sebenarnya di dunia nyata kelakukaannya A tetapi ketika di dunia maya
seolah-olah ia bersikap B. Bahasa kerennya adalah ‘pencitraan’.
6.
Berprasangka
Ngelihat ada orang dengan status ‘bagus’ menganggapnya sebagai ‘pencitraan’
padahal mungkin orang itu hanya ingin saling mengingatkan. Ngelihat orang
bercerita tentang barang barunya menganggapnya pamer padahal orang itu hanya
membagi kebahagiaannya. Niat di dalam hati hanyalah ia dan Tuhan yang tahu.
7.
KEPO
Seperti telah disinggung sebelumnya. KEPO (Knowing Every Particular Object)
adalah hal yang rentan terjadi di socmed mengingat socmed tak ubahnya sebagai
sebuah wadah terbuka. Ada hal-hal yang tak perlu kita tahu seperti si X
pacarnya siapa, si Y barusan putus, dan sebagainya. Hal-hal yang memicu
timbulnya keinginan untuk mau tahu urusan orang lain. Fitur baru Facebook
misalnya, Timeline, yang memungkinkan kita menelusuri jejak seseorang dari saat
pertama kali ia membuat akun Facebook memudahkan untuk KEPO.
8.
Kecewa dan sakit hati
Kata orang ada hal-hal yang tak perlu kita tahu karena jika kita
mengetahuinya justru akan membuat kita sakit hati. Sometimes it’s better not
to know nothing at all than knowing everything. Yeah.
9.
Mengurangi interaksi sosial
Seperti yang sudah saya singgung kemarin, dua orang yang duduk
bersebelahan bisa tak saling berbincang di dunia nyata tetapi saling ngobrol
dengan serunya di dunia maya. Aneh? Pernah di sebuah ruang yang kira-kira
terdiri dari delapan orang tak ada percakapan di sana, semua orang sibuk dengan
handphone masing-masing dan tersenyum-senyum sendiri. Pas diintip lagi buka
Facebook.
10.
Merenggangkan sebuah
hubungan
Kata orang situs jejaring sosial itu ‘mendekatkan yang jauh dan
menjauhkan yang dekat’.Misalnya, ada orang yang d dunia nyata pendiam tetapi di
dunia maya ia bisa mencurahkan seluruh perasaannya termasuk ketidaksukaannya
terhadap sesuatu atau seseorang di dunia nyata. Marah lah orang yang dimaksudnya
ketika membaca lantaran merasa tak ada apa-apa. Bertengkar lah keduanya.
11.
Tak memperhatikan
lingkungan sekitar
Bosan duduk di dalam angkutan umum, tinggal berselancar di dunia maya. Kata
teman saya, sekarang ini generasi ‘nunduk’, nggak ‘nunduk’ nggak ‘gahul’. Tentu
nunduk di sini bukan nunduk lantaran menjaga pandangan tetapi nunduk lantaran
asyik bergaul di dunia maya. Ngomong-ngomong hari Minggu lalu lantaran
keasyikan Twitteran di dalam taksi, saya nggak terlalu memperhatikan jalanan.
Akibatnya sukses lah saya diputerin oleh sang supir taksi dan walhasil membayar
ongkos lebih banyak. *merasakan efek buruknya. Beberapa waktu yang lalu seorang
teman kehilangan BB-nya lantaran dijambret saat ia sedang asyik fesbukan di
dalam bajaj.