Cinta yang sebenarnya selalu
menunjukkan jalan atau arah menuju kebahagiaan bagi orang-orang yang
menjalaninya. Seorang pecinta yang sudah menemukan dan memahami makna cinta
sejati dalam dirinya akan berada pada kondisi
yang membahagiakan.
Sebaliknya, orang-orang yang terkecoh dengan nafsu dan menganggap nafsu adalah cinta akan berada dalam kondisi yang membahayakan.Kita tidak bisa memungkiri, di mana ada kebaikan, di situlah setan menggoda manusia agar terjerumus ke dalam keburukan.
Sebaliknya, orang-orang yang terkecoh dengan nafsu dan menganggap nafsu adalah cinta akan berada dalam kondisi yang membahayakan.Kita tidak bisa memungkiri, di mana ada kebaikan, di situlah setan menggoda manusia agar terjerumus ke dalam keburukan.
Cinta dan nafsu seperti dua sisi dari mata uang yang sama. Cinta adalah
sisi positif, nafsu adalah sisi negatif dan uang itu adalah hubungan. Seseorang
yang mencintai pasangannya dengan sebenar-benarnya cinta akan mengarahkan
hubungannya menuju kebahagiaan sejati dengan cara menjaga dan menyayangi
pasangannya. Tanpa bermaksud untuk merusak dan menyakiti.
Lain halnya dengan orang-orang yang menjalin hubungan dengan landasan nafsu,
mereka akan membawa hubungannya kearah kebahagiaan yang semu dan hanya
berorientasi pada fisik, dalam hal ini sex. Yang justru akan menjerumuskan
mereka ke dalam situasi yang membahayakan.
2. Cinta bikin kita ketawa, Nafsu bikin kita kecewa
Kalau diibaratkan hubungan seperti sawah, maka cinta adalah padi dan nafsu
adalah rumput liar. Nah, ketika ketika seseorang menanam padi (cinta) di sawah
(hubungan) maka secara otomatis akan tumbuh juga rumput liiar (nafsu). Kalau
orang itu sudah mengetahui dan memahami apa itu padi (apa itu cinta), maka dia
akan segera memangkas rumput liar itu (nafsu) yang tumbuh di sawahnya
(hubungan). Ketika tiba masa panen, orang ini akan menuai hasil sawahnya
(hubungan) yang ditanami padi (cinta) itu tadi berupa buah padi (kebahagiaan).
Lain dengan orang-orang yang terkecoh yang menyangka rumput liar (nafsu)
sebagai padi (cinta). Mereka akan memelihara rumput liar (nafsu) dan tanaman
padinya (cinta) akan mati. Pada saat panen, tentu yang mereka dapat hanyalah
sekarung rumput liar (nafsu) yang tidak enak dimakan (kekecewaan).
3. Cinta selalu ingin memberi, Nafsu hanya ingin diberi
Saya rasa maksud dari poin ketiga ini sudah jelas. Cinta adalah memberi.
Ketika seseorang menjalin hubungan atas dasar cinta maka hal pertama yang
dilakukannya adalah memberikan yang terbaik kepada pasangannya, bukan ingin
diberi. Logikanya, kalau kita dan pasangan sama-sama ingin memberi (kita ingin
memberi kepada pasangan dan pasangan ingin memberi kepada kita) secara otomatis
keduanya akan menerima. Tapi kalau kita dan pasangannya inginnya diberi
(pasangan ingin diberi dan kita juga ingin diberi) lalu siapa yang akan
memberi..? Pada akhirnya yang terjadi justru tidak ada yang akan diberi karena
tidak ada yang ingin memberi.
4. Cinta ingin menyayangi, Nafsu ingin menggerayangi
Bagaimana cara kamu memperlakukan pasanganmu?
Dan bagaimana cara pasanganmu memperlakukan kamu?
Ini adalah cara termudah untuk membedakan mana cinta, mana nafsu..?
Landasan seseorang dalam menjalin hubungan akan sangat menentukan pada
bagaimana cara orang tersebut memperlakukan pasangannya. Orang yang menjalin
hubungan dengan landasan cinta akan senantiasa memperlakukan pasangannya dengan
cara-cara yang baik. Menjaga, menyayangi, memperhatikan dan selalu memberikan
yang terbaik. Sebaliknya orang orang yang menjalin hubungan karena nafsu
cenderung memperlakukan pasangan ke arah fisik. Setiap kali bertemu, inginnya
menciumi dan diciumi, setiap kali berdua inginnya dipeluk dan memeluk,
digerayangi dan menggerayangi, dan yang lebih parah lagi kalau sampai kearah
hubungan sex.
5. Cinta yang terbaik, Nafsu yang terbalik
Cinta selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, berusaha memberikan yang
terbaik untuk pasangan dan selalu memperlakukan pasangan dengan cara-cara yang
baik. Bagaimana dengan nafsu..? Sebaliknya, nafsu selalu ingin diberi dan
cenderung memperlakukan pasangan ke arah yang menyesatkan.