Jika
Anda mendambakan laki-laki baru, yang memperlakukan Anda sebagai
perempuan dengan lebih adil dan setara, artinya Anda mendamba laki-laki
yang menggunakan bahasa feminisme dalam kesehariannya. Kebanyakan
laki-laki memang berbicara dan bersikap dengan bahasa dan aturan
laki-laki. Seperti dikatakan
filsuf Perancis, Jacques Lacan, dunia kita
memang penuh dengan aturan laki-laki, yang didominasi lewat cara
berpikir dan bahasa laki-laki
Nah,
apakah pasangan, teman, saudara laki-laki Anda sudah berbicara dengan
bahasa baru, bahasa feminis? Laki-laki yang punya nyali menyeimbangkan
dunia (dari dominasi aturan dan dunia pria) dengan bahasa dan sosok
baru tahun ini. Anda bisa mengenali dari perilakunya. Inilah 10 ciri
lelaki feminis yang dituliskan Gadis Arivia dalam bukunya Feminisme:
Sebuah Kata Hati.
1. Memiliki rasa peduli
Berbahasa
feminis, melatih laki-laki untuk peduli terhadap lingkungan
terdekatnya, seperti keluarga, lalu menjalar ke tingkat lebih luas dalam
masyarakat. Dengan kepedulian ini, laki-laki sensitif pada hati dan
perasaan orang lain. Alhasil, laki-laki dapat menjadi pendengar dan
pemerhati yang baik dalam bidang apapun.
2. Toleran
Toleransi
menjadi senjata ampuh untuk melawan agresivitas, konflik, dan sikap
fundamentalis. Laki-laki yang mengembangkan sikap toleran berarti yakin
dengan pluralisme. Bukankah individu yang meyakini dan menghargai
pluralisme menjadi lebih toleran? Dengan toleransi tinggi, konflik
berpasangan yang merugikan salah satu pihak akan terhindarkan, hubungan
berpasangan pun lebih setara dan memberikan keadilan baik pada
laki-laki, dan terutamanya perempuan.
3. Berbudaya
Laki-laki
yang tertarik pada seni, sastra, musik, dan teater memiliki pendekatan
budaya dalam dirinya. Sedangkan, salah satu sumber pluralisme adalah
budaya. Bisa Anda bayangkan, bagaimana laki-laki yang berbudaya ini
menjalani kesehariannya, dengan sikap toleransi tinggi yang berakar dari
keyakinannya atas pluralisme dan bersumber dari budaya. Nilai positif
yang akan muncul pada diri laki-laki berbudaya adalah budaya membangun,
bukan destruktif. Laki-laki berbudaya tentu akan mendukung pasangan
atau perempuan di sekelilingnya, dan bukan merusak atau melakukan
kekerasan terhadap lawan jenisnya.
4. Membebaskan
Dalam
relasi interpersonal, laki-laki feminis mengumbar aura kebebasan dan
bukan kesesakan dada. Relasi yang dibangunnya dengan setiap individu
bersifat demokratis dan parsipatoris. Artinya, ia berusaha untuk
berpartisipasi dalam setiap pikiran dan tindakan partner-nya. Sikap yang
membebaskan ini memberikan pengaruh positif pada diri partner-nya
untuk berkembang, bukan meninggalkan rasa bersalah, ketakutan, dan
penolakan.
5. Menggunakan bahasa positif
Laki-laki
feminis menggunakan bahasa yang memberdayakan. Yakni bahasa yang
menghindari kosa kasa yang merendahkan. Laki-laki ini menggunakan bahasa
sebagai ajang komunikasi untuk saling menikmati percakapan dan
memahami diri masing-masing. Bahasa yang digunakan bukan untuk mengatur
strategi saling menjebak.
6. Memahami pembagian kerja domestik
Laki-laki
feminis akan selalu peduli pada beban domestik. Ia paham dan peduli
pada beban kerja domestik. Pengaturan kerja domestik dilakukan dengan
kesetaraan. Artinya, laki-laki feminis tidak malu untuk mencuci baju,
memasak, dan membersihkan rumah. Membuatkan teh atau kopi untuk
pasangannya tidak membuatnya merasa kurang macho. Menggantikan popok
bayi dan merawat anak merupakan suatu kewajiban yang dijalankannya
dengan rasa bahagia.
7. Peduli hak reproduksi
Gadis
menuliskan salah satu kontribusi angka kematian ibu yang tinggi adalah
tidak pahamnya pria akan pentingnya hak-hak reproduksi perempuan.
Keterlibatan pria pada kehamilan perempuan dan konstrasepsi sangat
penting. Pria feminis mau belajar tentang seluk-beluk reproduksi
perempuan karena ia peduli pada kehidupan pasangannya.
8. Menggairahkan dalam aktivitas seksual
"Pria
feminis selalu bersikap sensitif pada kebutuhan-kebutuhan seksual
partner-nya," kata Gadis. Orgasme perempuan selalu diperhatikan dan
dijadikan fokus dalam setiap aktivitas seksualnya. Percakapan seksual
selalu dipastikan terbina dengan sehat. Tujuannya agar aktivitas seks
menjadi suatu kenikmatan secara fisik dan psikis.
9. Transparan
Laki-laki
feminis memberlakukan anggaran dengan transparan dalam pengaturan
keuangan. Ekonomi keluarga berkaitan erat dengan kesejahteraan dan
kebahagiaan. Karenanya, ia menyadari perencanaan yang melibatkan
pasangannya dibutuhkan untuk membangun masa depan yang lebih bertanggung
jawab. Transparansi anggaran rumah tangga inilah yang menjauhkan
dirinya dari praktik korupsi. "Korupsi menjadi bagian yang merusak rumah
tangga," jelas Gadis.
10. Antipoligami
Laki-laki
feminis menjunjung tinggi nilai keadilan dan kesetaraan. Ia tidak
dapat hidup dengan pasangan yang bergantian dalam satu perjanjian.
Kebebasan pria feminis dipertanggungjawabkan dengan loyalitas dan
hormat pada pasangannya. Dengan berpegang pada prinsip ini, laki-laki
feminis menolak dan antipoligami.
Sumber