Pernah mendengar namanya? Raja Ampat adalah satu kepulauan yang terletak di Irian Jaya Barat. Asal tahu saja, daerah ini merupakan tempat wisata yang kaya akan keindahan laut. Bisa dibilang, Raja Keindahan Terumbu Karang. Jadi, bagi Anda semua yang suka diving alias menyelam, bakal nggak lengkap kalau belum menyelam dan melihat indahnya terumbu karang Kepulauan Raja Ampat.
Telur yang menetas menjadi pangeran
Bukan sembarang cerita, tapi boleh
percaya boleh tidak. Hehe maklum lah, ini hanya salah satu mitos tentang
asal nama Kepulauan Raja Ampat. Jangan heran bila menurut cerita ini,
nama Raja Ampat diambil karena bermula dari seorang wanita yang
menemukan sembilan telur.
Karena adanya keajaiban, 4 telur itu
menetas menjadi pangeran, 3 lainnya menjadi hantu, sedang 2 sisanya
masing-masing menjadi batu dan seorang wanita. Saat dewasa, keempat
pangeran berpisah dan menjadi raja di Waigeo, Salawati, Misool Timur,
dan Misool Barat. Penduduknya yang beragama Islam dan Kristen punya
kebiasaan, yang disebut Para-para Pinang. Apa itu?
Para-para Pinang adalah kegiatan makan
pinang secara bergiliran sambil bergantian bercerita lucu. Jadi kalau
berkunjung ke sana membawa pinang atau permen, mereka akan sangat
senang. Hebatnya, mereka semua tetap rukun, meski dalam satu keluarga
atau marga terdapat dua pemeluk agama yang berbeda, Islam dan Kristen.
Kepulauan yang kaya pulau
Di Kabupaten Raja Ampat, ada 88 kampung
dan 10 distrik, yang merupakan daerah pemekaran Kabupaten Sorong. Luas
wilayah Kabupaten Raja Ampat mencapai ±46.000 km2. Sebanyak 6000 km2
adalah daratan, 85% sisanya dalah lautan. Wow! Kurang lebih ada 610
pulau, yang berpenghuni hanya sekitar 35 pulau saja. Sisanya belum
dihuni, tapi sudah punya nama, tapi ada juga beberapa yang belum
memiliki nama. Ada 4 gugusan pulau terbesar di sini, yaitu Pulau Misool,
Pulau Salawati, Pulau Batanta, dan Pulau Waigeo.
Kepulauan Raja Ampat merupakan daerah yang termasuk dalam Segitiga Karang (Coral Triangle).
Bagi yang belum tahu, Coral Triangle adalah kawasan yang memiliki
keanekaragaman hayati laut terkaya di dunia. Negara yang termasuk dalam
Coral Triangle adalah Indonesia, Filipina, Malaysia, Papua New Guinea,
Jepang, dan Australia.
Diperkirakan ada 1.070 lebih spesies ikan
di Kepulauan Raja Ampat. Tentu saja ada ikan-ikan unggulan yang laku di
pasaran. Contohnya, ikan tuna, cakalang, tenggiri, kerapu, napoleon
wrasse, kakap merah, teripang, udang, serta lobster yang melimpah ruah
di sana. Jadi jangan heran, penduduk Kepulauan Raja Ampat sebagian besar
berprofesi sebagai nelayan.
Selain itu di sana juga dilakukan
budidaya mutiara,dan rumput laut yang mampu menjadi komoditi ekspor, dan
dijual ke Australia, Selandia Baru, Cina, dan Jepang. Ada pula penduduk
yang mengelola perkebunan kelapa sawit dan kelapa dalam, di Pulau Pam,
Kofiau, dan Salawati. Bahkan beberapa pulau mempunyai potensi
pertambangan emas, batu bara, migas, nikel, dan kawan-kawan tentunya.
Flora fauna terlengkap di dunia
Ngomong-ngomong, letak Kepulauan Raja
Ampat ini adalah di bagian barat pulau Papua, provinsi Irian Jaya Barat,
tepatnya lagi sih, di bagian kepala burung Papua. Bisa dibilang,
letaknya adalah 50 mil sebelah barat Laut Sorong.
Raja Ampat telah diakui oleh dunia sebagai salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving alias menyelam. Jadi, jangan puas dulu kalau hobi diving
tapi belum ke Raja Ampat! Oleh para wisatawan yang pernah menyelam di
sini, perairan Raja Ampat dianggap memiliki flora dan fauna terlengkap
di dunia. Karang (coral)nya mencapai 537 jenis.
Rumah terbesar terumbu karang
Penelitian tahun 2001-2002 melaporkan
terdapat lebih dari 540 jenis karang keras (75% dari total jenis di
dunia), lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska, serta
catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod crustaceans. Artinya..??? Berarti 75% spesies karang dunia berada di Raja Ampat. Wusss ckckck
Halmahera Edy, apaan tuh?
Di sana ada Halmahera Edy! Apaan sih, Halmahera Edy itu?
Lebih jelasnya begini, kondisi perairan
di Kepulauan Raja Ampat dipengaruhi oleh massa air dari Samudra Pasifik
Barat. Buktinya adalah, adanya arus yang bergerak dari arah timur menuju
timur laut (North-East) dan sejajar dengan daratan besar Papua bagian
utara.
Ketika sampai di Laut Halmahera yang
berada di utara Raja Ampat, sebagian arus itu bergerak ke selatan dan
menuju Alur Pelayaran Jailolo. Ada juga sebagian kecil arus yang
membelok ke arah Selat Dampier. Sekedar info, Selat Dampier adalah selat
yang menghubungkan Pulau Batanta dan Pulau Waigeo.
Sebagian besar dari arus itu kemudian
berbalik arah ke Samudra Pasifik. Nah, arus inilah yang dinamakan
Halmahera Edy oleh para peneliti. Adanya arus ini membuat perairan di
Raja Ampat menjadi sangat subur. Ditambah lagi, suhu permukaan air
lautnya sekitar 28oC hingga 27oC di kedalaman
tertentu. Cahaya bisa menembus hingga 30-37 meter dengan salinitas yang
sangat tinggi. Itu sebabnya, terumbu karang sangat melimpah ruah di Raja
Ampat. Plankton-plankton yang menjadi bagian dari ekosistem terumbu
karang juga melimpah.
Ekosistem terumbu karang itu mampu
mengelola makanannya sendiri secara aktif bagi organsisme-organisme di
dalamnya. Walaupun terumbu karang biasanya tumbuh di kawasan perairan
laut yang oligoptrik (yang memiliki unsur hara dan nutrien yang sangat
sedikit). Maka tak heran, bila perairan Raja Ampat adalah tempat
berkumpulnya aneka ragam spesies ikan karena kebutuhan makanan produsen
(plankton) hingga konsumen (ikan-ikan) terpenuhi.
Mau pergi ke sana?
Bagi yang berminat singgah sejenak di Raja Ampat, menurut majalah saya (tidak sebut brand, dikira promosi nanti
) Anda bisa mencari penerbangan dari Jakarta yang menuju Sorong yang
melalui Manado. Lama penerbangan kira-kira 6 jam. Jika sudah sampai di
Sorong, silakan menuju ke Waisai, Kota Kabupaten Raja Ampat. Selamat
berwisata!
Sumber